Selasa, 31 Maret 2015

RAYUAN MAUT SANG SALES


          Tentu kita sering menjumpai para sales yang sedang menawarkan barang dagangan kepada kita. Diantara cara promosi yang digunakan, ada yang menggunakan cara jujur, ada yang dengan sedikit paksaan bahkan banyak juga yang menggunakan modus penipuan. Biasanya para konsumen yang pada awalnya tidak tertarik barang yang ditawarkan akhirnya malah membeli barang tersebut. Itulah gunanya promosi atau dalam suatu usaha sering disebut strategi marketing. Tapi terkadang cara promosi yang digunakan agak kebablasan, jadi konsumen yang tidak membutuhkan barang dipaksa secara halus untuk membeli.


Sales yang menawarkan dagangannya (ilustrasi)



Karena hal semacam inilah orang menjadi agak paranoid terhadap sales. Contohnya di desa ketika ada sales keliling pasti banyak orang yang menutup pintunya rapat-rapat agar tidak dikunjungi si sales. Atau orang cepat-cepat menghindar di suatu tempat umum ketika si sales sedang menghampiri. Termasuk saya yang agak paranoid dengan sales karena merasa sering ‘ditipu’. Sebenarnya bisa dibilang bukan penipuan sih, hanya tidak bisa menghindari ‘rayuan’. Hahaha . . .

Ini pengalaman pribadi yang baru saja saya alami, mungkin seminggu yang lalu. Modusnya sebenarnya sama seperti yang saya alami 4 tahun yang lalu ketika saya masih menempuh pendidikan di sebuah perguruan tinggi.

Sepulang dari kerja saya mampir di sebuah supermarket di daerah Kartasura. Rencananya saya ingin membelikan setrika untuk ibu saya, hanya membeli setrika. Ketika melewati mall, ada seorang laki-laki yang meminta singgah ke standnya untuk mengisi buku resepsionis. Awalnya saya menolak, kemudian pemuda tersebut menjelaskan kalau dia belum menjual produk, hanya memperkenalkan produk yang akan dijual bulan depan. Yah akhirnya mampir juga ke stand. Saya pikir Cuma ngisi buku tamu perkenalan produk selesai. Eh ternyata acaranya panjang. Stand itu menawarkan berbagai macam alat-alat kesehatan yang harganya sangat mahal. Dari awal saya kurang tertarik dengan barang tersebut. Ketika mau pergi, masnya maksa buat nyobain produknya dulu. Yah terpaksa saya duduk berlama-lama sambil nyobain produk yang sama sekali tidak menari minat.




Produk yang dicobakan adalah Akupuntur Messager, alat peminjat kaki. Si sales menerangkan manfaatnya dari A-Z yang sama sekali tidak mengubah pendirianku untuk tertarik pada produk itu. Kemudian tes lemak yang hasilnya lemak dan kolestrol di tubuhku normal. Setelah akupuntur kaki selesai, masnya malah nyobain lagi pemijat mata atau yang disebut eye messager. Katanya alat itu bisa mengurangi bahkan menghilangkan minus. Trus dia cerita orang-orang yang sudah membeli alatnya yang satupun tidak aku kenal. Setelah selesai, saya mau ancang-ancang pergi jauh. Eeh ditahan lagi sama masnya. Katanya dikasih souvenir pengunjung yang mana harus mengambil undian terlebih dahulu untuk menentukan souvenir yang akan dibawa pulang. Si sales nunjukin undian yang pernah dibuka pengunjung-pengunjung sebelumnya. Ada yang mendapat payung, kaos, bolpoin, ada juga tulisan anda belum beruntung. Akhirnya saya ambil tuh undian dan isinya “anda mendapatkan satu paket khusus”. Sebelumnya saya pernah kena penipuan dengan modus seperti ini, jadi saya agak takut dan tetap positif thinking.

Alat pjat akupuntur (ilustrasi)

Si sales pura-pura panik dan bingung dengan undian yang saya ambil. Dia bilang, dia belum pernah membuka undian dengan tulisan tersebut. Si sales kemudian tanya kepada rekan-rekannya sesame sales kemudian meghubungi seseorang lewat handphonenya. Katanya si sales sedang menghubungi sponsor dan menanyakan paket tersebut. Tak lama kemudian si sales menyerahkan handphonenya kepada saya dan menyuruh saya berbicara langsung dengan orang diseberang.

Si penelepon menanyakan kepada saya tentang cara pengambilan undian, kemudian mengatakan kepada saya bahwa undian tersebut berisi subsidi pembelian produk yang sengaja disembunyikan dari para karyawannya. Karena merasa akan dapat produk gratis, saya pun senang dan bersedia meluangkan waktu lebih lama untuk crosscek identitas. Kemudian si sales laki-laki tersebut memberikan penjelaskan panjang lebar tentang hadiah ‘subsidi’ yang diberikn kepada saya.

Setelah tahu penjelasan si sales, saya menjadi tidak bersemangat. Ternyata yang dimaksud subsidi hanya pengurangan harga barang yang selangit. Jadi saya tetap harus membayar sejumlah uang ntuk membeli produk yang sama sekali tidak menarik minat saya tersebut. Merasa mau ‘ditipu’ saya pun menggundurkan diri dan ingin pergi dari stand tersebut. Tapi di tahan lagi sama si sales. Kali ini si sales menyuruh temannya si wanita untuk membujuk saya. Si sales wanita kemudian berbicara panjang lebar disamping kursi saya. Haduuuh, kali ini sedirian dikelilingi dua sales dengan rayuan mautnya. Kepala saya benar-benar pusing tapi tidak bisa pergi.



Akhirnya kena juga rayuan para sales tersebut, disitu produk yang akan saya dapatkan adalah akupuntur message, mineral water, eye messager. Jujur saya hanya agak tertarikdengan eye messager yang katanya dapat mengobati minus, tapi banyak tidak percayanya. Jumlah uang yang harus saya bayarkan setelah dikurangi subsidi adalah sebesar 3.100.000. Uang segitu untuk beli barang yang tidak saya perlukan. Sejak awal saya sudah curiga dengan promosi ini. Karena salesnya bilang bahwa produknya dijual online, saya coba cari di internet. Malangnya internet saya pas lemot waktu itu. Mbaknya bilang untuk megambil produk tersebut bisa DP 500.000 dulu. Saya tawar akhirnya DP 50.000 untuk tenggang waktu, yang penting bisa keluar dari stand yang bikin saya pusing. 

Eye Messager (ilustrasi)

Setelah membayar 50.000, saya bisa keluar stand dengan kepala pusing dan membeli setrika. Dalam hati saya bener-bener kapok mampir ke stand itu.
Sesampainya di rumah saya segera cari tu perusahaan di internet, ternyata tidak ada. Berarti si sales bohong kalo menjual produknya lewat online. Kemudian saya cari eye messager yang ditawarkan di perusahaan itu seharga 830.000. Ternyata di internet harganya cuma 120.000. Setelah disubsidi pun harganya menjadi 500.000, tetep lebih mahal. Jadi bukti kedua kalo subsidi itu adalah penipuan.

Ya udah, uang 50.000 anggap saja untuk biaya informasi dan nyoba alat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar