Jumat, 09 November 2018

Dear Diary (For All My Students)

Dear diary,

Kau tau diary, aku sangat merindukanmu. Mungkin hampir satu tahun aku tak berbagi cerita denganmu. Hmmm . . Sepertinya aku memang melupakan keasyikan menulis dan lebih mementingkan stalking instagram serta berburu flash sale di toko online. Hey, diary aku hampir lupa kalau tulisan ini aku masukkan  dalam blog sehingga semua orang bisa membaca. So, tak etislah kalo aku membongkar aibku sendiri di sini.

Sebenarnya banyak sih yang mau aku ceritakan kepadamu. Mungkin 1000 halaman pun tak cukup untuk menuliskan perasaanku padamu. Halah mulai deh lebay.. Okey, fine karena ini blog umum, maka aku cerita yang penting-penting saja ya. Yah, yang kiranya bermanfaat atau dapat diambil hikmahnya bagi pembaca. Kalaupun tidak bermanfaat ya dijadikan hiburan aja lah.

Kamu tau nggak sih kalau aku punya pekerjaan yang selama ini menjadi cita-citaku? Ya, aku menjadi seorang dosen teknik mesin seperti yang aku inginkan. Menyelesaikan pendidikan master dan mempunyai sebuah keluarga kecil. This is very excited. Thank you Allah.

Namun, hidup itu tak pernah sempurna. Ah, di dunia ini memang tidak ada yang sempurna. Selalu dan selalu ada masalah, hambatan, rintangan dan ujian. Hidupku pun tak sesempurna kelihatannya. Tak seindah postingan para selebgram. Oh, bukan,  bukan itu maslahnya.

Mungkin ini adalah semester terakhir aku mengajar di sini. Tinggal tersisa 2 bulan lagi. Aku akan move ke kota di tempat suami bekerja. Sebenarnya sudah 6 bulan lalu aku mempersiapkan ini. Sudah mencoba mencari pekerjaan baru di kota suami. Tapi, yah belum dikasih rejeki sampai saat ini dan masih terus berusaha. Aku juga harus siap dengan kemungkinan terburuk.

Ngomong-ngomong tentang perasaanku saat ini bisa dibilang lagi galau lah. Biasa aku emang baperan. Sebenarnya wajar-wajar saja sih. Setiap perpisahan pasti ada rasa sedihnya, nanti ada rasa kangen juga dan berikutnya ada rasa kayak permen nano nano gitu. Kemudian sayang juga. Sayang maksudnya eman-eman. Pertimbangan yang lain adalah soal anak. Ninggalin anak itu susah loh, harus berpikir panjang sepanjang sungai nil, harus berbesar hati sebesar gunung hilmalaya, harus berlapang dada selapang gurun sahara. Ah, lupakan ungkapan-ungkapan yang ngawur dan tidak bermutu tadi. Yang jelas ninggalin anak untuk kerja itu sulit, makanya jangan sok2an bully wanita yang bekerja.

Bekerja dan menjadi ibu rumah tangga itu merupakan pilihan masing2 ibu. Semua tentu punya pertimbangan tersendiri. Keluarga itu sangat penting, mengejar cita-cita, memanfaatkan kesempatan dan mengembangkan diri juga tidak kalah penting. Oleh karena itu, jangan lepaskan keduanya. Itu pertimbanganku loh, pliis jangan bully aku :'(

Kemudian menjadi dosen sendiri juga menyenangkan, walau banyak bebannya. Setiap pekerjaan juga pasti ada enak dan gak enaknya. Seneng waktu berinteraksi sama mahasiswa, seneng denger curhatan mahasiswa, seneng denger guyonan mahasiswa. Hahaha... Biasanya dosen yang ngajak bercanda mahasiswanya, tapi kalau aku yang super pendiam dan pasif biasanya mahsiswa yang ngajak guyonan dulu. Seneng baca pesan mahasiswa yang dotulis di kertas ujian dan membalasnya. Kemudian jadi bahan bullyan teman2nya. Hhee...  Semoga semuanya tak hanya menjadi kenangan.

Rasanya berat kalau berpisah dengan mereka, berat juga rasanya  pas ganti semester karena mahasiswa pada ganti. Apa guru dan dosenku dulu juga ngrsa kayak gitu ya. Mungkin beberapa iya. Semua orang beda-beda kan. Tapi apapun itu, aku sangat menyayangi mereka. Dari mahasiswa yang paling pintar dan patuh sampai mahasiswa yang paling bandel dan menjengkelkan.  Aku tetap menyayangi mereka semua. Semoga mereka bisa menjadi orang yang sukses dan berakhlaq mulia. Aamiin.

For all my students,
"I LOVE YOU"
From your amateur lecturer
:)